Jl. Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri

0354 - 689282

Program Studi S-1 Tadris Bahasa Indonesia UIN Syekh Wasil Kediri berfokus pada pengembangan pendidikan bahasa Indonesia yang berlandaskan literasi, keilmuan, dan nilai-nilai islami. Visi untuk menjadi program studi unggul diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penelitian yang mutakhir, layanan masyarakat berbasis riset, serta pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran. Dengan dukungan jejaring akademik dan kemitraan yang kuat, prodi ini berkomitmen mencetak lulusan yang berkompeten, berintegritas, dan siap berkontribusi di bidang pendidikan maupun pengembangan ilmu bahasa Indonesia

Contact Info

Jl. Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri
[email protected]
0354 - 689282

Follow Us

TBIN IAIN Kediri Gelar Diskusi Ilmiah: Menumbuhkan Daya Kritis Saban Pembacaan Melalui Telaah Teks Kontroversial

<!-- wp:paragraph -->

Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Kediri kembali mengadakan Diskusi Ilmiah (DIKSI) pada Senin, 25 September 2023 kemarin. Pada DIKSI kelima ini, mahasiswa diajak untuk berlatih menumbuhkan daya Kritis di setiap proses membaca. Ibu Erawati Dwi Lestari, M.Hum. selaku pemateri menjelaskan bahwa membaca seharusnya bukan sekadar "bisa baca", namun harus ada kemampuan untuk memahami suatu bacaan.

<!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:gallery {"linkTo":"none"} --> <!-- /wp:gallery --> <!-- wp:paragraph -->

Di dalam materinya, Ibu Era juga menunjukkan berbagai contoh teks yang sekilas tampak "baik-baik saja", namun jika dibaca secara kritis ternyata menyimpan isu besar yang dapat "berdampak" jika dibiarkan begitu saja. Misalnya, novel yang mengandung pelabelan, iklan yang melanggengkan mitos kecantikan, lirik lagu yang mengobjektifikasi perempuan, media/konten yang memberitakan hoax, hingga sampul buku anak berunsur pornografi.

<!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:image {"id":1058,"sizeSlug":"large","linkDestination":"none"} -->
Di akhir materi, dijelaskan pula bahwa membaca kritis harus dilakukan dengan berpikir rasional, melihat dalam sudut pandang skeptis, dan membangun kebiasaan untuk mengajukan pertanyaan terhadap teks yang dibaca. Selain itu, perlu juga melakukan pembacaan teks lain sebagai pembanding teks pertama yang dibaca.
<!-- /wp:paragraph -->

Berita Lainnya