Jl. Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri

0354 - 689282

Program Studi S-1 Tadris Bahasa Indonesia UIN Syekh Wasil Kediri berfokus pada pengembangan pendidikan bahasa Indonesia yang berlandaskan literasi, keilmuan, dan nilai-nilai islami. Visi untuk menjadi program studi unggul diwujudkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penelitian yang mutakhir, layanan masyarakat berbasis riset, serta pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran. Dengan dukungan jejaring akademik dan kemitraan yang kuat, prodi ini berkomitmen mencetak lulusan yang berkompeten, berintegritas, dan siap berkontribusi di bidang pendidikan maupun pengembangan ilmu bahasa Indonesia

Contact Info

Jl. Sunan Ampel No. 7 Ngronggo Kota Kediri
[email protected]
0354 - 689282

Follow Us

TBIN IAIN Kediri Gelar Ngaji Sastra (MANTRA), Bahas Ekofeminisme di Tengah Semangat Ramadan

<!-- wp:paragraph -->

Meskipun tengah menjalankan ibadah puasa Ramadan, mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN kediri tetap bersemangat dalam belajar. Hal ini terbukti dari diadakannya kegiatan Mantra (Mahasiswa Ngaji Sastra) yang dilaksanakan pada Selasa, 11 April 2023 lalu.

<!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:paragraph -->

Kegiatan yang diadakan bersamaan dengan agenda bukber ini menghadirkan Bapak Moh. Badrus Solichin, M.Hum. selaku pemateri. Dalam pemaparannya, Bapak Badrus mengajak mahasiswa "berkenalan" dengan kajian ekofeminisme. Dalam kajian ini, manusia disebut sebagai pelaku utama punahnya ekosistem bumi. Karena perasan yang selalu tidak puas, manusia seringkali berusaha memenuhi melakukan eksploitasi. Lebih lanjut, ekofeminisme sendiri merupakan penggabungan antara ekologi dan feminisme. Penggabungan ini berdasarkan suatu renungan bahwa dominasi serta diskriminasi yang dialami baik oleh lingkungan hidup maupun perempuan, bersumber dari masalah yang sama yakni, budaya patriarki. Dominasi terhadap perempuan dan ekologi inilah yang seringkali ditemukan dalam karya sastra.

<!-- /wp:paragraph --> <!-- wp:image {"id":1030,"sizeSlug":"large","linkDestination":"none"} -->
<!-- /wp:image --> <!-- wp:paragraph -->

Meskipun dilaksanakan di tengah rasa haus dan lapar, namun seluruh peserta tetap antusias menyimak materi yang disampaikan selama kurang lebih dua jam. Mahasiswa menyebutkan bahwa puasa menjadi tidak terasa karena mendengarkan materi yang menarik dan bermanfaat bagi mereka.

<!-- /wp:paragraph -->

Berita Lainnya